Posted by : Unknown
Minggu, 05 Oktober 2014
A. ANANIAH
1. Pengertian Ananiah
Ananiah berasal dari bahasa arab
yaitu kata “ana” yang berarti “saya”. Adapun yang dimaksud dengan ananiah
adalah sikap mementingkan diri sendiri. Ananiah dapat pula diartikan sebagai
egoisme atau ingin menang sendiri.
orang egois selalu memntingkan dirinya sendiri dan
jarang memedulikan pendapat orang lain
Sikap ananiah sangat tidak pantas dimiliki oleh
manusia karena bertentangan dengan naluri manusia itu sendiri akan tetapi,
kenyataannya didunia ini masih saja ada orang yang memiliki sikap ananiah.
Mereka tidak peduli terhadap orang lain bahkan orang lain dianggapnya
hilang dalam kehidupannya. sifat ini juga sangat merugikan orang
baikdirinya sendiri maupun orang yang didekatnya seperti bersahabat, biasanya
harus saling mengerti akan tetapi salah satunya itu egois dan yang lainnya itu
takut menegurnya hanya berani ngomong dibelakang, lalu timbul masalah dan
sahabat itu hancur menjadi bermusuhan secara intinya karena egois kita tidak
memiliki teman, orang akan benci sama kita dan bahkan mungkin bisa membuat
silahturahmi putus. Karena itulah Islam melarang umatnya memiliki sifat
dan perilaku ananiah. Islam menganjurkan untuk saling peduli dan tolong
menolong antara sesama.
2. Contoh-Contoh Perilaku Ananiah
1. Tidak peduli terhadap penderitaan
orang lain
2. Tidak mau membantu orang yang
ditimpa kesusahan
3. Serlalu ingin menang sendiri
4. Merasa diri paling memiliki
kelebihan
5. Angkuh, sombong, dan tidak mau
bergaul dengan orang yang lebih rendah dari dirinya
6. Menganggap lemah dan remeh terhadap
orang lain
7. Tidak mau menerima masukkan, saran,
kritik, dan nasihat dari orang lain
3. Menghindari perilaku Ananiah dalam kehidupan
sehari – hari
Setiap
muslim harus mampu menghindari perilaku Ananiah karena Ananiah adalah sikap
tidak terpuji, dapat mendatangkan marabahayadan petaka bagi diri sendiri maupun
orang lain.
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk dapat
menghindari perilaku ananiah dalam kehidupan sehari-hari, yaitu :
1. Tanamkan keimanan yang kuat agar
tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu setan yang selalu berusaha menjerumuskan
manusia ke jurang kesalahan dan dosa
2. Perbanyak membaca dan belajar
berbagai ilmu pengetahuan yang di miliki, serta kurangnya pergaulan pelaku
dengan sesamanya.
3. Perbanyak bergaul dengan orang-orang
yang bijak, banyak ilmunya, mulia akhlaknya, serta taat beribadah, sehingga
kelak dapat meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Hindari pergaulan dengan mereka yang
memiliki sikap egois, suka mementingkan diri sendiri, dan tidak memiliki ilmu
yang cukup.
5. Mulailah menghindari sikap ananiah
sejak sekarang.
B. GADAB
1. Pengertian Gadab
Menurut bahasa, gadab berarti marah,
murka, benci, dan mengutuk. Adapun menurut istilah, gadab ialah sikap
murka atau benci kepada orang lain.sikap membenci orang lain tampa alasan yang
jelas merupakan salah satu sifat tercela . dalam ajaran islam, kita dianjurkan
agar membenci dan mencintai seseorang itu hanya karena Allah. Artinya,tidak
boleh membenci seseorang hanya karena alasan pribadi,keluarga,golongan,dan
sebagainya.agama islam melarang umatnya berlaku tidak adil kepada orang lain
karena membencinya. Maksud membenci seseorang karna Allah SWT, yaitu membenci
seseorang yang tidak taat kepada agama islam oleh karena itu, jika orang
tersebut telah bertobat dan taat kepada perintah dan larangannya
Pada dasarnya semua orang memiliki sifat marah tapi
ada yang bisa mengendalikannya dan ada yang tidak. Sifat gadab atau marah
merupakan sifat umum pada manusia bahkan para nabi dan rasul pernah melakukan
sifat gadab. Namun demikian sifat gadab itu hendaknya dapat dikendalikan dengan
baik agar tidak membawa kesesatan. Gadab termasuk pada nafsu amarah yang
umumnya selalu mendorong pada kejahatn dan keburukan.
Artinya :
“Dan aku
tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Q.S. Yusuf
(12) : 53)
Berdasarkan
ayat diatas sifat gadab pada manusia terbagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Gadab atau benci kepada allah
2. Gadab karena napsu atau setan
Gadab karena
nafsu adalah amrah yang di timbulkan oleh bujuk rayu
setan.kita sudah mengetahui dengan baik bahwa setan adalah musuh
manusia yang paling nyata.setan dilahirkan ke muka bumi untuk menggoda umat
manusia agar tidak taat kepada allah swt dan rasulnya. Oleh sebab itu ,ia
menyudup ke dalam hati manusia untuk menggodanya agar mau melakukan kerusakan
dan kekacauan dengan amarahnya.
2. Contoh-contoh perilaku gadab
Sifat gadab akan tampak dari sikap
perilaku pemiliknya, yakni sikap perilaku tercela yang dapat
merugikan orang lain dan dirinya sendiri.contoh sikap perilaku gadab yang
tampak dalam diri manusia, antara lain :
a.
perbuatanya tidak sesuai dengan akal sehat
b.
cenderung menempuh jalan yang sesat
c.
tidak mau menerima nasihat
3. menghindari sikap gadab dalam kehidupan
sehari-hari
1. Hindari perbuatan yang menimbulkan
amarah
2. Jika sedang dikuasai amarah,
hendaknya segera berwudhu, sebab amarah itu datangnya dari setan, dan setan itu
terbuat dari api.
3. Dekatkan diri kepada Allah SWT. Agar
terhindar dari godaan setan yang selalu berusaha membujuk manusia berbuat
durhaka.
4. Tanamkan keyakinan bahwa setan itu
adalah musuh manusia yang nyata.
5. Pahami dengan baik bahwa amarah itu
muncul karena adanya godaan setan. Oleh karena itu, jika sedang marah,
segeralah membaca istigfar.
6. Tanamkan keyakinan bahwa sifat
amarah hanya dapat m,endatangkan celaka dan kerugian.
7. Mulailah membiasakan diri
menghindaqri sifat gadab dari hal-hal yang peling ringan, kemudian ditingkakan
ke hal-hal yang lebih berat.
8. Berdo’alah kepada Allah SWT. Agar
diberi kekuatan untuk mebiasakan diri menghindari perilaku gadab.
C. HASAD
1. Pengertian Hasad
Merasa tidak percaya diri dan tidak suka jika orang
lain mendapatkan hal yang lebih bagus
Menurut bahasa, hasad artinya iri
atau tidak suka. Menurut istilah, hisad ialah sifat iri atau
tidak suka kepada orang lain yang sedang mendapatkan nikmat Allah, baik berupa
prestasi maupun materi kekayaan. Sifat ini muncul dari keinginan yang
berlebihan terhadap apa yang diraih oleh orang lain sedangkan jalan untuk
meraih hal itu tertutup karena tidak mempunyai kemampuan atau malas untuk
berusaha agar dapt meraihnya.
Perbuatan ini dapat merusak amal ibadah orang yang
melakukannya. Pahala ibadah lain yang telah dikumpulkannya selama
bertahun-tahun akan musnah oleh sikap perbuatan hasad yang dimilikinya.
Haramnya Hasad telah ditetapkan dalam al-Qur’an.yang
merupakan sifat-sifat orang kafir, munafik dan lemah imannya, sifat orang yang
tidak ingin berterima kasih terhadap saudaranya seagama yang telah mendapat
nikmat dari Allah.
Allah berfirman :
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ
يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ
أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ…..
Artinya :
“Sebagaimana besar ahli kitab menginginkan agar mereka
dapat mengembalikan kamu pada kekafiran setelah kamu beriman karenah dengki
yang timbul dari mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenarannya.”
Lalu ,Di dalam kitab Riyald as-Shalihin karya Imam
an-nawawi terdapat hadis Nabi tentang larangan dengki yang berbunyi:
عن ابى هريرة رضي الله عنه ان النبي صلى الله عليه وسلم
قال: إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطاب اوقال العشب
(رياض الصالحين- الامام النواوي)
Artinya :
“Dari Abu hurairah r.a, sesungguhnya Nabi SAW
bersabda: ”jauhilah dirimu dari perbuatan hasud, sebab perbuatan hasad akan
memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar “atau beliau berkata
“memakan rumput.”
Hadist dan firman di atas mengandung 2 pesan penting,
yaitu :
1. Kita harus menghindari sifat hasad,
kapan dimanapun kita berada
2. Sifat hasad dapat menghancurkan amal
ibadah kita sebagaiman api melalap kayu bakar.
2. Contoh-contoh perilaku hasad
1. Perilaku iri dan dengki
2. Perilaku suka mencari-cari kesalahan
orang lain
3. Perilaku suka melempar kesalahan
kepada orang lain ( berburuk sangka)
3. Menghindari perilaku Gadab dalam kehidupan
sehari – hari
1. Tanamkan keimanan yang kuat didalam
hati agar tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu setan yang mendorong
untuk berbuat hasad
2. Tanamkan keyakinan didalam hati
bahwa perbuatan hasad, selain tercela juga menimbulkan akibat buruk bagi orang
lain
3. Tanamkan keyakinan bahwa perilaku
hasad tidak akan mendatangkan keuntungan sedikitpun bagi
pelakunya, bhkan sebaliknya akan mendatangkan malapetaka dan bencana yang
besar bagi kehidupannya.
4. Tanamkan sikap kebersamaan dan
kekeluargaan kepada siapapun, sehingga kita akan merasa bangga dengan
kenikmatan yang diterima oleh saudara sendiri.
5. Pahami dengan baik bahwa perilaku
hasad itu dilarang oleh agama, tidak disukai olwh sesama, dan
mendatangkan banyak musuh
6. Mulailah menghindari sikap perilaku
hasad mulai sekarang agar kelak menjadi orang yang berjiwa besar dan berhati
bersih.
D. Gibah
1. Pengertian Gibah
menggunjing perilaku yang biasanya tidak lepas dari
perempuan
Gibah atau
mengunjing adalah suatu tindakan membicarakan aib atau kekurangan orang lain,
tanpa diketahi oleh orang yang sedang dibicarakan itu. Dalam pergaulan
sehari-hari, kemudian berkumpul dan beristirahat bersama teman-teman. Tanpa
disadari terlepaslah pembicaraan-pembicaraan yang menyangkut aib atau
kekurangan orang lain. Perbuatan yang demikian itulah yang disebut gibah atau
menggunjing.
Adapun hadits yang berbicara tentang Ghibah atau
bahaya lisan sangat banyak dijumpai dalam kitab-kitab hadits berikut;
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ حَدَّثَنَا أَبُو
الْأَحْوَصِ عَنْ أَبِي حَصِينٍ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ
بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَسْكُتْ
Artinya :
“ Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari
akhir maka hendaklah berkata benar atau diam”.(HR.Bukhari-Muslim)
عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ مَنْ آمَنَ بِلِسَانِهِ
وَلَمْ يَدْخُلْ الْإِيمَانُ قَلْبَهُ لَا تَغْتَابُوا الْمُسْلِمِينَ وَلَا
تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ فَإِنَّهُ مَنْ اتَّبَعَ عَوْرَاتِهِمْ يَتَّبِعُ
اللَّهُ عَوْرَتَهُ وَمَنْ يَتَّبِعْ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ فِي بَيْتِهِ
Artinya :
“ wahai sekalian yang beriman dilidahnya dan belum
masuk kedalam hatinya, janganlah kalian menggunjing orang-orang muslim dan
janganlah kalian mencari-cari aib mereka karena siapa yang mencari-cari aib
saudaranya, niscaya Allah akan mencari aibnya, niscaya Dia akan membuka
kejelekannya meskipun berda dalam rumahnya”. (HR. Abu Daud, Ahmad dan Ibn
Hibban).
حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسِ بْنِ
مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا
يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ
قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ
Artinya :
“Iman seorang hamba tidak istiqomah sebelum hatinya
istiqomah, dan hatinya tidak istiqomah sebelum lidahnya istiqomah.”(HR.
Ahmad)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ عَلِيٍّ سَمِعَ أَبَا حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ يَضْمَنْ لِي
مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ
Artinya :
“ Siapa yang menjamin bagiku apa diantara dua
tulang dagunya (lidah) dan apa diantara dua kakinya (kemaluannya), maka aku
menjamin baginya surga.”(HR. al-Bukhari, Tirmudzi, dan Ahmad)
Dosa yang akan ditanggung jika gunjingan kita telah
sampai kepada orang yang bersangkutan dan ia tidak memberi maaf diriwayatkan
Abu Hurairah , Nabi saw, beliau bersabda:
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ
سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لِأَخِيهِ
فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهَا فَإِنَّهُ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلَا دِرْهَمٌ مِنْ
قَبْلِ أَنْ يُؤْخَذَ لِأَخِيهِ مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ
حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ أَخِيهِ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ
Artinya :
“ Siapa yang melakukan suatu kedzoliman terhadap
saudaranya, harta atau kehormatannya, maka hendaklah ia menemuainya dan meminta
maaf kepadanya dari dosa ghibah itu, sebelum dia dihukum, sementara dia tidak
memepunyai dirham atau pun dinar. Jika dia memilki kebaikan, maka
kebaikan-kebaikan itu akan diambil lalu diberikan pada saudarnya itu. Dan jika
tidak, maka sebagian keburukan-keburukan saudaranya itu diambil dan diberikan
padanya”. (HR. Bukhari)
2. Contoh-contoh perilaku gibah
1. Perilaku membicarakan kelemahan dan
aib orang lain
2. Perilaku memberitahu orang lain
tentang kekurangan atau kecacatan seseorang
3. Perilaku merasa puas telah
mengemukakan keburukan orang lain terhadap banyak orang
4. Perilaku tidak pernah mengoreksi
atau memperbaiki diri sendiri dan selalu mengintip kesalahan atau
kekurangan orang lain
5. Perilaku tidak suka jika orang lain
berbuat benar atau memiliki kelebihan.
3. Menghindari perilaku gibah dalam kehidupan
sehari-hari
1. Tanamkan keimanan yang kuat di
dalam hati agar tidak mudah tergoda oleh bujuk rayu setan yang selalu
menjerumuskan manusia ke jurang dosa
2. Hindari pergaulan dengan orang-orang
yang suka bergosip atau mengunjing , sebab kamu juga akan terbawa
arus perbuatan mereka.
3. Selalu menggunakan etika dalam
berbicara sehingga tidak membuat orang lain tersinggung harga dirinya,
sebab lidah lebih menyakitkan daripada pedang yang tajam
4. Berbicaralah sesuai waktu dan
tempatnya sehingga tidak membuang energy percuma
5. Gunakan waktu luang dengan aktivitas
yang positif dang mengandungmanfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang
lain, sehingga tidak terjerumus pada perbuatan menggunjing
6. Jika menemukan orang-orang yang
sedang menggunjing, hendaknya kamu tinggalkan dan jika perlu mengingatkan
mereka agar tidak menggunjing
7. Mulailah daeri sekarang menghindari
sikap perilaku menggunjing agar terhindar dari malapetaka pergaulan dengan
sesama.
E. NAMIMAH
1. Pengertian Namimah
fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan, fitnah sangat
merugikan selain mendapat dausa akan dikucilkan masyarakat juga
Menurut bahasa, namimah artinya fitnah atau adu domba.
Adapun menurut istilah, namimah ialah menyebar berita dusta dengan tujuan agar
terjadi perpecahan dan permusuhan diantara kedua belah pihak. Namimah lebih
tepat diartikan dengan perbuatan provokasi. Orangnya disebut provokator.
Provokasi adalah sikap perbuatan menyebarkan isu atau fitnah kepada orang lain
dengan tujuan agar terjadi permusuhan diantara merekaoleh karena itu bahaya
fitnah lebih kejam dari pembunuhan.
Semua orang pada dasarnya ingin hidup dengan tenang,
aman, nyaman, rukun, damai, dan sejahtera. Semua orang juga berusaha agar
hidupnya terhidar dari malapetaka, huruhara, sengketa, dan permusuhan. Oleh
karena itu, hendaknya semua orang harus berusaha untuk mempunyai akhlak
terpuji. Akhlak namimah merupakan salah satu akhlak tercela yang paling buruk
Sebagai muslim, hendaknya sikap yang demikian itu
dibuang jauh-jauh dari kehidupan sehari-hari, sebab selain tercela dan juga
mendapat dosa.
Rasulullah SAW mengingatkan kaum muslimin agar jangan
melakukan namimah, karena namimah merupakan dosa besar. Untuk itu beliau
bersabda :
لا يدخل الجنة نمام (رواه البخارى و مسلم
Artinya :
“Tak akan bisa masuk surga orang yang suka melakukan
namimah” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
Dalam riwayat lain dikatakan bahwa ketika Rasulullah
SAW melewati dua kuburan, beliau mendengar orang yang berada di dalamnya sedang
disiksa oleh para malaikat. Lalu beliau bersabda pada para sahabat yang beserta
beliau :
انهما يعذبان, وما يعذبان فى كبير (راى ذنب كبير) أما أحدهما
يمشى بالنميمة, وأما الاخر فكان لا يستنزه من بوله (رواه البخارى و مسلم
Artinya :
“Keduanya sedang disiksa; mereka disiksa bukan karena
melakukan dosa besar; yang pertama suka berbuat namimah dan yang kedua tidak
pernah bersuci (cebok) setelah kencing” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
2. Contoh-contoh perilaku namimah
Sifat tercela namimah akan tampak pada sikap perilaku
orang yang memilikinya.Contoh diantaranya :
1. Perilaku tidak senang melihat orang
lain hidup rukun dan damai
2. Perilaku suka mencari kesalahan dan
kelemahan orang lain
3. Perilaku suka mengadu domba
3. Menghindari perilaku namimah dalam kehidupan
sehari-hari
1. Mengonfirmasi berita atau informasi
kepada sumbernya yang benar
2. Bersikap waspada terhadap setiap
informasi
3. Mengisi waktu luang dengan kegiatan
yang mendatangkan manfaat
4. Terbiasa menghindari perilaku namimah di
kehidupan sehari-hari
1. Yakin dalam hati bahwa namimah
merupakan akhlak yang tercela
2. Tanamkan keyakinan dalam hati bahwa
berakhlak namimah sama sekali tidak mendatangkan kebaikkan bahkanmengundang
malapetaka bagi pelaku dan korban
3. Isilah waktu luang dengan kegiatan
yang bermanfaat dan menghindari mengunjing atau membicarakan aib dan kesalahan
orang lain.
4. Mulailah mambiasakan diri
menghindari sikap tercela namimah dari yang termudah, sehingga menjadi
kebiasaaan baik di kemudian hari
5. Berdo’alah kepada Allah SWT. Agar
mendapat kekuatan dalam membiasakan diri menghindari sikap tercela namimah.